Ikan di Teluk Weda Ditemukan Benda Asing Berwarna Hitam Warga Curiga Perairan Tercemar Limbah Nikel

Jaringan tubuh ikan kerapu merah yang diduga sakit terkontaminasi dan terdapat bintik hitam setelah ditangkap di perairan Teluk Weda, Halmahera Tengah, pada Jumat, 31 Oktober 2025. Foto: tangkapan layar video warga.
Weda,abarce - Warga Desa Sagea, Kecamatan Weda Utara, Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara, dikejutkan oleh temuan ikan dengan kondisi tidak normal di perairan Teluk Weda. Dalam rekaman video yang beredar, seorang warga memperlihatkan seekor ikan kerapu merah yang baru ditangkap pada Jumat (31/10/2025) pagi.

Saat perut ikan dibelah, tampak daging bagian dalam berwarna kehitaman dan terdapat benda menyerupai cacing halus yang masih bergerak.

“Dia masuk sampai di ikan punya isi ini,” ujar seorang warga dalam video tersebut. “Dalam ikan punya isi sampai dia hitam. Ya, banyak sekali, yah,” lanjutnya.

Warga menduga, kondisi ikan itu berkaitan dengan pencemaran perairan Teluk Weda yang kian parah akibat aktivitas industri nikel di kawasan tersebut. Selama tujuh tahun terakhir, Teluk Weda menjadi pusat hilirisasi nikel dan kawasan industri PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP).

Sebelumnya, hasil penelitian Nexus3 Foundation bersama Universitas Tadulako menunjukkan adanya kandungan logam berat merkuri (Hg) dan arsenik (As) pada sampel ikan yang dikumpulkan di sekitar perairan kawasan industri PT IWIP.

Empat sampel ikan diketahui melampaui ambang batas maksimum kontaminasi arsen total yang ditetapkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), yakni 2 mg/kg. Sementara tujuh sampel lainnya mengandung arsen dalam kisaran 1–2 mg/kg.

kadar logam berat menyebabkan sistem imun ikan melemah dan memungkinkan parasit berkembang pesat.

“Kondisi perairan yang tertekan aktivitas tambang umumnya memperlihatkan peningkatan kadar nikel (Ni), besi (Fe), mangan (Mn), kobalt (Co), dan kromium (Cr),” ujar Aris. “Oksigen terlarut menurun, padatan tersuspensi meningkat, dan logam berat terikat di sedimen dasar sungai.”

Akibatnya, ikan yang terinfeksi dapat mengalami kerusakan pada berbagai organ. Pada usus terjadi nekrosis dan destruksi jaringan yang membuat ikan kurus; pada hati, akumulasi logam berat mengganggu fungsi detoksifikasi; pada insang, penebalan lamela menyebabkan ikan sulit bernapas; sedangkan pada otot dan daging, terbentuk kista dan jaringan rusak, membuat daging lembek serta pucat.

ikan dapat menyerap logam berat melalui insang, kulit, maupun saluran pencernaan. Unsur logam itu kemudian tersimpan dalam jaringan tubuh melalui proses bioakumulasi.

Menurut standar WHO/FAO, batas aman logam berat dalam ikan adalah: nikel (Ni) ≤ 0,5 mg/kg; timbal (Pb) ≤ 0,3 mg/kg; merkuri (Hg) ≤ 0,5 mg/kg; kadmium (Cd) ≤ 0,05 mg/kg; dan kromium (Cr) ≤ 0,5 mg/kg.



Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak