Burung Taun (Rhyticeros plicatus), Satwa Endemik Maluku Utara Terancam Aktivitas Tambang di Halmahera Timur

Kawanan Burung Taun hinggap di tanah
Maba,abarce - Keberadaan burung taun-taun (Rhyticeros plicatus), salah satu jenis burung paruh bengkok endemik Maluku Utara, kini berada dalam ancaman serius akibat meningkatnya aktivitas pertambangan di wilayah Kabupaten Halmahera Timur. Burung yang biasanya hidup di tajuk-tajuk pohon hutan tropis ini mulai terlihat hinggap di lahan terbuka dan bekas galian tambang.

Burung taun-taun merupakan satu dari 562 jenis burung yang dilindungi di Indonesia. Status perlindungannya diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Keberadaan burung ini juga masuk dalam daftar spesies yang rentan punah, sebagaimana disebutkan oleh berbagai lembaga konservasi.

Aktivitas pertambangan yang semakin meluas di Halmahera Timur telah menyebabkan degradasi habitat alami yang menjadi tempat tinggal burung taun-taun. Hutan-hutan yang menjadi rumah dan sumber makanan bagi satwa ini banyak yang berubah fungsi menjadi kawasan industri ekstraktif. Akibatnya, perilaku burung taun-taun mulai berubah, dengan meningkatnya kemunculan mereka di area permukiman dan tanah terbuka.

Secara ekologi, burung taun-taun berperan penting dalam menjaga keseimbangan hutan karena membantu penyebaran biji-bijian dari berbagai jenis pohon. Gangguan terhadap habitatnya akan berdampak luas terhadap siklus regenerasi hutan di kawasan Wallacea, termasuk Maluku Utara.

Hingga saat ini belum terlihat adanya kebijakan tegas dari pemerintah daerah untuk merespons gangguan terhadap habitat burung taun-taun. Sementara itu, aktivitas tambang tetap berlangsung di sejumlah kecamatan, tanpa kajian dampak lingkungan yang terbuka kepada publik.

Kondisi ini mengindikasikan perlunya upaya lebih serius untuk memastikan keberlangsungan hidup spesies endemik seperti Rhyticeros plicatus. Penetapan kawasan konservasi dan moratorium tambang di wilayah ekosistem penting menjadi langkah krusial untuk mencegah kepunahan satwa ini di masa mendatang.

Baca Juga
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak