![]() |
| Pose Bersama Peserta Kegiatan (foto Ist). |
Mereka menggelar kegiatan literasi budaya bertema “Merawat Warisan Budaya Maluku Utara di Era Digital” di Gedung Rektorat Lantai 3 UMMU, menghadirkan pelajar SMA se-Kota Ternate dan dua narasumber yang selama ini berkecimpung dalam kajian budaya Maluku Utara.
Kegiatan ini muncul dari kegelisahan mahasiswa melihat melemahnya pemahaman generasi muda terhadap budaya lokal di tengah dominasi ruang digital. Untuk memperluas sudut pandang peserta, panitia menghadirkan dua penulis dan pemerhati budaya: M. Asgar Saleh dan Dr. Herman Oesman, akademisi yang aktif meneliti budaya Maluku Utara.
Para peserta berasal dari berbagai sekolah, termasuk SMA Negeri 2 Ternate, SMA Negeri 3 Ternate, SMA Muhammadiyah Ternate, SMA Al-Binah, serta sejumlah pelajar pesantren.
Acara dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, disusul Lagu Indonesia Raya dan Mars UMMU, menghadirkan suasana formal dan khidmat sebagaimana lazimnya kegiatan akademik di lingkungan kampus.
Salah satu bagian yang menarik perhatian peserta adalah penampilan tarian tradisional dari Sanggar Pramuka. Suguhan itu menegaskan kembali bahwa kesenian lokal bukan sekadar hiburan, melainkan identitas yang perlu dirawat di tengah penetrasi budaya global. Koordinator Lapangan Kelompok 9 KKSD menyampaikan apresiasi kepada narasumber dan peserta yang terlibat aktif sepanjang kegiatan.
Sementara itu, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Dr. Rahmat Abd. Fatah, kemudian membuka kegiatan secara resmi. Ia menekankan bahwa pelestarian budaya tidak bisa lagi bergantung pada cara-cara konvensional.
“Pelestarian budaya harus disesuaikan dengan perkembangan platform digital,” ujarnya.
Ia menilai generasi muda memiliki posisi strategis dalam dokumentasi, produksi konten, hingga promosi budaya melalui berbagai kanal digital.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa KKSD UMMU berharap pelajar semakin memahami pentingnya identitas budaya lokal sekaligus mampu memanfaatkan teknologi sebagai alat pelestarian. Panitia menilai literasi budaya harus terus ditanamkan agar generasi muda tidak tercerabut dari akar nilai-nilai budaya Maluku Utara.
